Senin, 17 Maret 2008

Konflik Terhadap Keluarga

Ciri remaja yang aku alami untuk proses pendewasaan dalam hal terjadinya berbagai konflik terhadap keluarga baik dengan orang tua maupun dengan kakak-kakakku tidak begitu banyak, Mungkin karena aku baru menginjak masa remaja kali yach.. hehe...

Belakangan ini aku selalu menuruti dan mengikuti apa yang diinginkan oleh keluargaku karena memang aku masih kecil dan kekanak-kanakan. Jadi mau tidak mau, setuju atau tidak setuju aku harus mengikuti apa yang diinginkan oleh keluargaku. Dan aku baru merasakan konflik yang cukup berat pada saat ini.

Konflik yang terjadi pada saat ini di keluargaku yaitu disaat orang tua dan kakak laki-lakiku menginginkan aku untuk tinggal di pondok pesantren yang ada di kawasan kampus. Menurut aku itu cukup berat untuk dilakukan, tapi keluargaku sangat memaksa untuk tinggal di pon-pes, dengan alasan agar aku bisa lebih banyak mendapatkan ilmu agama terlebih aku sekarang masuk dalam jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia yang pelajaran agamanya cukup minim meski dalam Fakultas Tarbiyah. Karena awalnya keluargaku menginginkan aku untuk masuk dalam Jurusan PAI yang pelajaran agamanya sangat banyak.

Dan alasan yang kedua agar aku bisa hidup lebih aman, tidak banyak main dan lebih terarah. Karena kakak laki-lakiku cukup tau bagaimana kehidupan anak kos dikawasan kampus. Meski keluargaku juga sangat memahami bahwa aku enggan untuk tinggal di pon-pes. Terlebih ibuku, dia selalu menangis jika aku, ayahku dan kakak laki-lakiku sedang beradu argumen tentang kelanjutan kehidupanku setelah di Asrama. Aku tidak tahu apakah pemikiran keluargaku yang kolot atau memang aku yang enggan untuk tinggal di pon-pes. Yaaa... aku akui niat keluargaku sangat baik, dan mereka selalu berkata “kami melakukan itu karena kami sayang sama kamu...”

Pernah terlintas dalam fikiran keluargaku bahwa aku akan dipindahkan kuliah di Universitas yang jaraknya berada tidak jauh dari rumah. Aku sangat menolaknya karena aku sudah merasa nyaman sekali kuliah di UIN Jakarta ini dan memiliki kawan-kawan yang cukup baik. Dan pernah ada juga timbul usulan dari kakakku bahwa aku dibelikan motor saja, tapi ibuku menolaknya karena keadaan fisikku yang tidak memungkinkan.

Jujur, aku mengalami dilema yang cukup berat... bukannya aku anti sama dunia pesantren tapi rasanya aku belum siap... he... Dahulu aku memang sempat tertarik dengan dunia pesantren, dan akupun hampir masuk dalam salah satu pon-pes yang ada dikawasan Bogor tapi pada saat itu karena waktu dan keadaan yang tidak tepat untukku tinggal di pon-pes.

Alasan aku tidak mau untuk tinggal di pon-pes karena mungkin aku tidak memiliki teman yang aku kenal untuk tinggal bersama di pon-pes, aku enggan untuk menjalani hidup dengan orang-orang yang baru dan tidak ada satu orangpun yang ku kenal sebelumnya. Kedua mungkin karena aku khawatir akan tugas-tugas yang menumpuk jika disatukan antara tugas kampus dan tugas pon-pes, tidak pesantren saja tugas kampus sudah menumpuk apalagi jika ditambah tugas pon-pes.

Entah harus bagaimana aku harus menghadapi keluargaku yang sangat begitu memaksa agar aku tinggal di pon-pes. Sudah berbagai alasan ku kemukakan pada keluargaku tapi tetap saja mereka bersikukuh terhadap keputusannya. Aku tidak mau melawan kehendak keluargaku, aku sangat menghargai keputusan yang diambil keluarga tapi apakah ini jalan yang terbaik untukku??? Mungkin menurut keluargaku memang ini yang terbaik, tapi apakah benar???

Sisa waktuku untuk tinggal di Asrama Putri yang aku diami selama ini hanya tinggal beberapa bulan saja, teman-temanku sudah sibuk untuk mencari kostan yang baru, tapi aku... sama sekali tidak ada bayangan!!!

Mungkin sangat menyedihkan, tapi aku sendiri bingung apa yang harus saya lakukan???

Di satu sisi aku selalu ingin membahagiakan keluarga dan ingin menjadi anak yang selalu patuh atas perintahnya tapi hati nuraniku mengatakan bahwa aku belum siap!!!

Yach... biar waktu yang menjawab semuanya. Aku serahkan semuanya pada yang Maha kuasa dan yang Maha Mengetahui apa tang terbaik untuk hambanya...

Aku yakin apapun yang terjadi nanti itu adalah yang terbaik untuk kehidupanku... insyaAllah aku akan menjalaninya dengan sabar dan ikhlas...

Tidak ada komentar: